Program Sekolah Rakyat Tetap Jalan Meski Sejumlah Guru dan Siswa Mundur

- Jurnalis

Minggu, 10 Agustus 2025 - 10:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Allonews.id – Menteri Sosial Syaifullah Yusuf memastikan bahwa Program Sekolah Rakyat akan tetap berjalan meski sejumlah guru dan siswa mengundurkan diri dari kegiatan belajar-mengajar. Program pendidikan berbasis inklusi dan bakat ini kini telah beroperasi di 70 titik di berbagai wilayah Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Syaifullah usai meninjau langsung kegiatan Sekolah Rakyat di SRMP 9 Bandung, Kompleks Wyataguna, Bandung, pada Sabtu (9/8/2025) malam.

“Mereka yang mundur tidak lantas membuat proses berhenti. Alhamdulillah, kegiatan belajar-mengajar tetap berlangsung di titik-titik yang sudah beroperasi,” ujar Syaifullah.

Berdasarkan data Kementerian Sosial, tercatat sebanyak 143 guru atau sekitar 9,7 persen dari total tenaga pengajar Sekolah Rakyat memutuskan untuk mengundurkan diri. Mereka yang mundur adalah guru yang telah lolos seleksi, namun memilih keluar sebelum menjalani penempatan.

Dari sisi peserta didik, sekitar 1,4 persen siswa juga menarik diri. Menariknya, sebagian dari mereka akhirnya kembali bergabung setelah pihak penyelenggara melakukan pendekatan persuasif.

Baca Juga :  Kemenpan RB Perkenalkan Skema PPPK Paruh Waktu untuk Tenaga Honorer

“Kami tidak memaksa. Itu pilihan, dan kami hormati. Tapi kami juga siapkan pengganti,” kata Syaifullah.

Berbasis Talent Mapping, Bukan Tes Akademik

Program Sekolah Rakyat mengedepankan konsep pembelajaran berbasis potensi anak, bukan nilai akademik. Proses seleksi masuk tidak menggunakan tes akademik, melainkan pemetaan bakat (talent mapping) yang menjadi acuan guru dalam menyusun metode belajar.

Target pemerintah hingga akhir 2025 adalah menghadirkan Sekolah Rakyat di 159 titik, mulai dari Sabang hingga Merauke, termasuk wilayah terluar seperti Miangas dan Rote.

“InsyaAllah pada 15 Agustus nanti akan mencapai 100 titik kalau sarprasnya sudah siap, dan menyusul 59 titik tambahan pada September,” jelas Syaifullah optimistis.

Menteri yang akrab disapa Gus Ipul itu menegaskan bahwa Sekolah Rakyat tidak dapat disamakan dengan sekolah formal konvensional. Sistem pembelajarannya berbeda karena dirancang untuk anak-anak dari kelompok rentan hingga miskin ekstrem yang tidak terserap di pendidikan formal.

Baca Juga :  Panja DPR Terus Bahas Revisi UU Minerba Hingga Malam

“Ini tidak ada tes akademik, yang ada adalah talent mapping untuk melihat kemampuan anak sebagai pedoman guru membimbing siswa. Masa matrikulasi juga lebih lama daripada sekolah umum,” paparnya.

Misi Memutus Rantai Kemiskinan

Lebih dari sekadar lembaga pendidikan, Sekolah Rakyat hadir sebagai sarana pemberdayaan yang diharapkan mampu memutus rantai kemiskinan. Program ini menjadi jembatan bagi anak-anak yang sebelumnya tertinggal secara pendidikan untuk kembali mendapatkan kesempatan belajar sesuai minat dan bakatnya.

Dengan dukungan sarana, prasarana, serta pendampingan tenaga pengajar yang memahami karakter siswa, pemerintah optimistis program ini akan berdampak positif dalam jangka panjang.

Keterangan: Berita ini sebelumnya telah disiarkan oleh Liputan6.com pada Sabtu,9 Agustus 2025.

 

Berita Terkait

Akhir Pelarian Kurir Ekstasi: Teridentifikasi dari Kecelakaan Tunggal di Lampung
Safrizal ZA: Semua Daerah Wajib Gelar Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi
250 Ton Beras Ilegal Masuk ke Sabang, Mentan Amran Bongkar Dugaan Permainan Impor: “Rapat Menolak, Izin Sudah Keluar”
Sepulang dari KTT APEC di Korea Selatan, Prabowo Gaungkan Perdagangan Adil dan Kerja Sama Teknologi untuk Asia Pasifik
Mayoritas Santri Hidup di Bawah Garis Kemiskinan, Pemerintah Bentuk Ditjen Pesantren untuk Perkuat Kemandirian dan Kesejahteraan
Menkomdigi Meutya Hafid Tegaskan Penurunan Konten Digital Dilakukan Secara Terukur dan Sesuai Hukum
Kepala BGN Kembalikan Rp70 Triliun ke Negara, Prabowo: Ini Jarang Terjadi dalam Sejarah Republik Indonesia
Pembalakan Liar Terbongkar, 4.610 Meter Kubik Kayu Ilegal Disita di Gresik: Kerugian Negara Capai Rp239 Miliar

Berita Terkait

Senin, 24 November 2025 - 17:28 WIB

Akhir Pelarian Kurir Ekstasi: Teridentifikasi dari Kecelakaan Tunggal di Lampung

Senin, 24 November 2025 - 17:09 WIB

Safrizal ZA: Semua Daerah Wajib Gelar Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi

Minggu, 23 November 2025 - 17:45 WIB

250 Ton Beras Ilegal Masuk ke Sabang, Mentan Amran Bongkar Dugaan Permainan Impor: “Rapat Menolak, Izin Sudah Keluar”

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Sepulang dari KTT APEC di Korea Selatan, Prabowo Gaungkan Perdagangan Adil dan Kerja Sama Teknologi untuk Asia Pasifik

Kamis, 23 Oktober 2025 - 10:31 WIB

Mayoritas Santri Hidup di Bawah Garis Kemiskinan, Pemerintah Bentuk Ditjen Pesantren untuk Perkuat Kemandirian dan Kesejahteraan

Berita Terbaru