Fraksi-Fraksi di DPR Kompak Setuju Evaluasi Tunjangan, Momentum Refleksi Diri Wakil Rakyat

- Jurnalis

Minggu, 31 Agustus 2025 - 11:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Gedung DPR RI di Jakarta. (Foto : Andhika/detikcom)

Jakarta, Allonews.id – Polemik tunjangan rumah anggota DPR RI yang mencapai Rp50 juta per bulan terus bergulir dan kini memasuki babak baru. Sorotan publik yang tajam bahkan memicu gelombang demonstrasi mahasiswa dan buruh di depan Kompleks Parlemen, Jakarta, pada 25 Agustus 2025.

Di tengah tekanan tersebut, sejumlah fraksi di DPR mulai menyatakan sikap terbuka untuk dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap fasilitas dan tunjangan yang diterima anggota dewan.

Sahroni: Semua Tunjangan Akan Saya Kembalikan ke Rakyat

Sekretaris Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni menegaskan dirinya mendukung evaluasi secara total terhadap tunjangan DPR. Menurutnya, langkah ini penting untuk meredam kekecewaan publik sekaligus memastikan amanah rakyat tidak disalahgunakan.

“Saya dukung evaluasi tunjangan yang diterima anggota DPR RI, setuju evaluasi secara total,” kata Sahroni saat dihubungi, Sabtu (30/8/2025), dikutip dari Detik.com.

Sahroni menambahkan, selama ini dirinya sudah memiliki komitmen untuk mengembalikan seluruh gaji dan tunjangan yang diterima kepada masyarakat. “Untuk saya semua gaji dan tunjangan dari dulu selalu saya berikan kembali ke masyarakat, itu wajib,” tegasnya.

“Meski nanti dievaluasi, semua gaji dan tunjangan yang saya terima tetap akan saya kembalikan ke masyarakat,” lanjut Sahroni.

Golkar: Momentum Terbaik untuk Refleksi

Sikap senada juga datang dari Fraksi Partai Golkar. Ketua Fraksi Golkar DPR RI, Muhammad Sarmuji, menilai saat ini adalah momen yang tepat bagi para legislator untuk melakukan introspeksi.

Baca Juga :  Ayah Almarhum Ojol Minta Keadilan, Prabowo Janjikan Rumah untuk Keluarga Affan

“Kita sudah menyatakan lebih dulu kemarin bahwa kami siap dievaluasi dan direvisi fasilitas kami jika dipandang berlebihan,” ujar Sarmuji.

Menurutnya, gelombang protes masyarakat harus dijadikan bahan refleksi. Ia mengingatkan agar anggota DPR maupun DPRD mulai menata sikap agar tidak semakin menjauh dari rakyat.

“Saat sekarang ini adalah momentum terbaik untuk merefleksikan diri,” katanya.

Sarmuji menegaskan, ukuran kepatutan harus menjadi pedoman bagi wakil rakyat. “Kami memberi arahan terbuka kepada semua anggota DPR dan DPRD agar memegang ukuran kepatutan diri dalam bersikap, berkata, berpenampilan, dan berperilaku,” ujarnya.

PAN: Evaluasi Bagian dari Perbaikan Berkelanjutan

Fraksi PAN juga mengambil posisi serupa. Ketua Fraksi PAN DPR RI, Putri Zulkifli Hasan, menyebut evaluasi tunjangan merupakan bagian dari proses perbaikan yang harus dilakukan secara konsisten dan transparan.

“Fraksi PAN memandang evaluasi sebagai bagian dari upaya perbaikan berkelanjutan. Kami siap mengikuti setiap prosesnya, selama dilakukan secara transparan dan sesuai dengan prinsip kepatutan,” tutur Putri.

Lebih jauh, ia mengingatkan para anggota dewan untuk senantiasa menjaga kesederhanaan. Menurutnya, gaya hidup sederhana mencerminkan kesadaran bahwa fasilitas yang diterima merupakan titipan rakyat.

“Yang terpenting, DPR terus menunjukkan komitmen melayani rakyat dengan penuh tanggung jawab,” ujarnya. “Evaluasi ini kami pandang sebagai langkah untuk memastikan kinerja legislatif semakin efektif dan bermanfaat bagi masyarakat.”

Baca Juga :  Publik Soroti Tunjangan Rumah DPRD DKI Jakarta Rp70 Juta, Pemerintah Siapkan Revisi

Tekanan Publik dan Aksi Massa

Isu tunjangan rumah anggota DPR RI mencuat setelah publik mengetahui nilai fasilitas tersebut mencapai Rp50 juta per bulan. Besarnya nominal itu dianggap tidak relevan dengan kondisi ekonomi masyarakat yang masih tertekan pascapandemi dan situasi global yang tidak menentu.

Puncaknya terjadi pada Senin, 25 Agustus 2025, ketika ribuan massa yang terdiri dari mahasiswa, buruh, dan elemen masyarakat sipil menggelar aksi di depan gedung DPR. Mereka menuntut transparansi anggaran serta menolak kebijakan tunjangan yang dinilai sebagai bentuk pemborosan.

Gelombang kritik tidak hanya datang dari jalanan, tetapi juga dari berbagai pakar ekonomi dan lembaga pemantau anggaran. DPR pun mau tidak mau harus menanggapi serius dengan wacana evaluasi.

Jalan Panjang Pembenahan

Meski sejumlah fraksi sudah menyatakan dukungan terhadap evaluasi tunjangan, publik masih menunggu tindak lanjut nyata dari pernyataan tersebut. Langkah konkret DPR dalam membenahi sistem tunjangan akan menjadi penentu apakah kepercayaan masyarakat dapat dipulihkan atau semakin terkikis.

Pernyataan Sahroni, Sarmuji, dan Putri Zulkifli Hasan memberi sinyal awal bahwa wacana evaluasi bukan sekadar retorika politik. Namun, publik menuntut hasil nyata berupa kebijakan yang lebih adil, transparan, dan berpihak pada kepentingan rakyat

Berita Terkait

Akhir Pelarian Kurir Ekstasi: Teridentifikasi dari Kecelakaan Tunggal di Lampung
Safrizal ZA: Semua Daerah Wajib Gelar Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi
250 Ton Beras Ilegal Masuk ke Sabang, Mentan Amran Bongkar Dugaan Permainan Impor: “Rapat Menolak, Izin Sudah Keluar”
Sepulang dari KTT APEC di Korea Selatan, Prabowo Gaungkan Perdagangan Adil dan Kerja Sama Teknologi untuk Asia Pasifik
Mayoritas Santri Hidup di Bawah Garis Kemiskinan, Pemerintah Bentuk Ditjen Pesantren untuk Perkuat Kemandirian dan Kesejahteraan
Menkomdigi Meutya Hafid Tegaskan Penurunan Konten Digital Dilakukan Secara Terukur dan Sesuai Hukum
Kepala BGN Kembalikan Rp70 Triliun ke Negara, Prabowo: Ini Jarang Terjadi dalam Sejarah Republik Indonesia
Pembalakan Liar Terbongkar, 4.610 Meter Kubik Kayu Ilegal Disita di Gresik: Kerugian Negara Capai Rp239 Miliar

Berita Terkait

Senin, 24 November 2025 - 17:28 WIB

Akhir Pelarian Kurir Ekstasi: Teridentifikasi dari Kecelakaan Tunggal di Lampung

Senin, 24 November 2025 - 17:09 WIB

Safrizal ZA: Semua Daerah Wajib Gelar Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi

Minggu, 23 November 2025 - 17:45 WIB

250 Ton Beras Ilegal Masuk ke Sabang, Mentan Amran Bongkar Dugaan Permainan Impor: “Rapat Menolak, Izin Sudah Keluar”

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Sepulang dari KTT APEC di Korea Selatan, Prabowo Gaungkan Perdagangan Adil dan Kerja Sama Teknologi untuk Asia Pasifik

Kamis, 23 Oktober 2025 - 10:31 WIB

Mayoritas Santri Hidup di Bawah Garis Kemiskinan, Pemerintah Bentuk Ditjen Pesantren untuk Perkuat Kemandirian dan Kesejahteraan

Berita Terbaru