
Jakarta, Allonews.id – Situasi politik dan sosial di Tanah Air kian memanas pasca tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi unjuk rasa di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (28/8/2025). Peristiwa ini memicu gelombang protes luas dengan seruan #BubarkanDPR yang berlangsung di berbagai daerah.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Akbar Himawan Buchari, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi yang berkembang. Ia menilai, selain berdampak pada stabilitas politik, kericuhan ini mulai menggerus kepercayaan pasar dan memukul sektor ekonomi nasional.
“Turut berduka atas meninggalnya Adinda Affan. Namun kita juga harus sadar bahwa ekonomi mulai terkena imbasnya,” ujar Akbar dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/8/2025), dikutip dari Liputan6.com.
Modal Asing Kabur, Pasar Saham Tertekan
Akbar mengungkapkan, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan aliran modal asing keluar dari pasar keuangan domestik mencapai Rp 250 miliar dalam periode 25–28 Agustus 2025. Kondisi ini diperparah dengan melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,53 persen, atau turun 121 poin ke level 7.830,49.
Bahkan, nilai kapitalisasi pasar bursa saham Indonesia tercatat anjlok Rp 195 triliun hanya dalam satu hari perdagangan. Sementara itu, rupiah juga mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat.
“Kalau kondisi ini tidak segera disudahi, dampak terhadap ekonomi bisa jauh lebih parah,” tegas Akbar.
Seruan Buka Dialog Nasional
Melihat eskalasi yang terus berkembang, Akbar mendesak pemerintah bersama DPR segera membuka ruang dialog dengan masyarakat. Ia menilai, langkah itu akan menjadi jalan tengah untuk meredam kekecewaan publik sekaligus mengurangi tekanan terhadap ekonomi.
“Dengan kerendahan hati, kami meminta penyelenggara negara membuka ruang dialog, duduk bersama dengan masyarakat. Ini yang paling penting dilakukan saat ini,” ujarnya.
Akbar juga mengingatkan bahwa situasi ekonomi global saat ini penuh ketidakpastian. Karena itu, penguatan ekonomi domestik harus menjadi benteng utama. “Saat ini, ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja. Pertahanan terbaik kita adalah ekonomi nasional yang solid. Kita semua harus bekerja sama,” tutupnya.
Presiden Prabowo Sambangi Rumah Duka
Di tengah meningkatnya tensi publik, Presiden Prabowo Subianto langsung turun tangan. Pada Jumat malam (29/8/2025), ia mendatangi rumah duka Affan Kurniawan di kawasan Jakarta bersama sejumlah menteri, antara lain Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menko PMK Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Prabowo terlihat berbincang dengan keluarga korban dan menyampaikan duka cita secara langsung. “Saya terkejut dan kecewa dengan tindakan petugas yang berlebihan,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (29/8/2025).
Perintahkan Polri Usut Tuntas
Presiden menegaskan sudah memerintahkan Polri melakukan investigasi transparan atas kasus ini. Ia menegaskan tidak boleh ada aparat yang kebal hukum.
“Petugas-petugas yang terlibat harus bertanggung jawab. Jika terbukti melakukan tindakan di luar kepatutan, harus diberi sanksi hukum sekeras-kerasnya,” tegas Prabowo.
Pernyataan itu sekaligus menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah tidak akan menoleransi pelanggaran aparat dalam penanganan aksi unjuk rasa.
Menanti Penyelesaian
Kini publik menanti langkah konkret dari pemerintah dan DPR dalam meredakan situasi. Di satu sisi, suara masyarakat yang menuntut keadilan bagi Affan Kurniawan terus menguat. Di sisi lain, pelaku usaha dan investor berharap stabilitas segera pulih agar dampak negatif terhadap perekonomian tidak semakin dalam.



